Udara
Dalam
kehidupannya, manusia setiap hari melakukan pernapasan untuk dapat
melangsungkan kehidupannya. Didalam bernafas manusia melakukan dua siklus
sekaligus yaitu: pengeluaran / penghembusan udara dengan mengeluarkan CO2 dan
pemasukan / menghirup udara (O2). Siklus tersebut terjadi terus menerus selama
manusia hidup.Dialam bebas, diketahui penghasil O2 adalah tumbuhan hijau yang
melakukan fotosintetis.
Udara yang bersih bermanfaat untuk
kehidupan manusia, namun sebaliknya udara yang terkena pencemaran udara sangat
buruk akibatnya bagi kesehatan dan kehidupan makhluk hidup terutama kehidupan
manusia.Pencemaran udara tersebut sering terjadi sebagai efek negatif dari
pembangunan dinegara berkembang, industri dinegara maju, aktifitas alam dsb.
Dengan pengetahuan tentang udara
bersih, sehat maka akan meningkatkan taraf kesehatan masyarakat luas.
B. Polusi Udara
Seperti sudah disinggung diatas,
polusi udara terjadi sebagai efek negatif dari pembangunan dinegara berkembang,
industri dinegara maju, aktifitas alam.Pencemaran udara atau polusi udara adalah kehadiran
satu atau lebih substansi fisik, kimia, atau biologi di atmosfer dalam jumlah
yang dapat membahayakan kesehatan manusia, hewan, dan tumbuhan, mengganggu
estetika dan kenyamanan, atau merusak properti.
Pencemaran udara dapat
ditimbulkan oleh sumber-sumber alami maupun kegiatan manusia.Beberapa definisi
gangguan fisik seperti polusi suara, panas, radiasi atau polusi cahaya dianggap
sebagai polusi udara. Sifat alami udara mengakibatkan dampak pencemaran udara
dapat bersifat langsung dan lokal, regional, maupun globalSecara garis besar polusi udara dibagi
menjadi partikulat dan polusi gas yaitu:
1. Partikulat
Partikulat (partikel) adalah
pencemaran udara yang dapat berada bersama-sama bahan / bentuk pencemaran lain,
macam-macam partikulat:
a. Aerosol:
tersebarnya partikel halus zat padat atau cairan dalam gas atau udara.
b. Kabut
(fog): aerosol yang berupa butiran air yang berada diudara.
c.
Asap (smoke): campuran antara butir padatan dan cairan terhembus melayang
diudara.
d. Debu
(dust): aerosol yang berupa butiran melayang diudara karena adanya hembusan
angin.
e. Fume:
aerosol yang berasal dari kondensasi uap logam.
f.
Plume: asap yang keluar dari cerobong asap suatu industri.
g. Smoge:
campuran dari smoke dan fog.
2.Gas
a. Sulfur
Dioksida (SO2): dihasilkan oleh batu bara, bahan bakar minyak yang mengandung
sulfur, pembakaran limbah pertanah, dan proses dalam industri. Dampak: efek
iritasi pada saluran napas sehingga menimbulkan gejala batuk dan sesak napas.
b. Hidrogen
Sulfida (H2S): dihasilkan dari kawah gunung yang masih aktif dan dapat
menimbulkan bau yang tidak sedap, dapat merusak indra penciuman (nervous
olfactory)
c.
Nitrogen Oksida (N2O), Nitrogen Monoksida (NO), Nitrogen Dioksida (NO2):
gas-gas ini berasal dari berbagai jenis pembakaran, gas buang kendaraan
bermotor, peledak, pabrik pupuk. Efek: mengganggu sistem pernapasan dan
melemahkan sistem pernapasan paru dan saluran napas sehingga paru-paru mudah
terserang infeksi.
d. Amoniak
(NH3): berasal dari proses industri. Amoniak menimbulkan bau yang tidak sedap
menyengat. Dan dapat menyebabkan gangguan sistem pernapasan, bronchitis,
merusak indra penciuman.
e. Karbon
Dioksida (CO2), Karbon Monoksida (CO), Hidrokarbon: semua hasil pembakaran
menghasilkan gas ini, begitu juga proses industri. Gas ini menimbulkan efek
sistematik, karena meracuni tubuh dengan cara pengikatan hemoglobin yang amat
vital bagi oksigenasi jaringan tubuh akibatnya apabila otak kekurangan oksigen
dapat menimbulkan kematian. Dalam jumlah kecil dapat menimbulkan gangguan
berpikir, gerakan otot, gangguan jantung.
3. Gangguan Kesehatan
Gangguan kesehatan yang diakibatkan
adanya pencemaran udara dikelompokkan menjadi 4 yaitu:
a. Korosif:
bahan pencemar bersifat merangsang terjadinya proses peradangan pernapasan pada
bagian atas.
b. Asfiksia:
ini terjadi menyusul berkurangnya kemampuan tubuh dalam mengikat oksigen atau
berkurangnya kadar oksigen didalam tubuh.
c.
Anesthesia: adalah dampak pencemaran udara yang bersifat menekan susunan saraf
pusat sehingga mengakibatkan kehilangan kesadaran.
d. Toksis:
dampak yang ditimbulkan adalah timbulnya gangguan pada sistem pembuatan darah
dan menyebabkan keracunan pada susunan saraf.
4. Pengendalian Emisi
Bila emisi dikeluarkan dari suatu
aktivitas tidak sesuai dengan baku mutu emisi, perlu dilakukan pengendalian
terhadap emisi itu.
Berbagai alat pengendalian emisi
antara lain:
a. Filter
Udara: berguna untuk menyaring partikel yang ikut keluar pada serobong agar
tidak ikut terlepas kelingkungan.
b. Pengendap
Silikon: pengendap partikel yang ikut dalam emisi dengan pemanfaatan gaya
sentrifugal dari partikel yang sengaja dihembuskan melalui tepi dinding tabung
silikon.
c.
Pengendap Sistem Gravitasi: berupa ruang panjang yang dialiri udara kotor
secara perlahan sehingga partikel akan mengendap karena gaya beratnya.
d. Pengendap
Elektrostatik: digunakan untuk pemisahan partikel dibawah 5µm. Alat ini cocok
untuk membersihkan udara kotor dalam volume besar, alat ini berupa tabung
silinder yang dibagian tengahnya diberi kawat yang dialiri arus listrik, udara
kotor akan menjadi ion negatif dan tertarik kedinding tabung, udara bersih akan
berlalu.
e. Filter
Basah: untuk memisahkan pencemaran non-partikel, media pemisah yang
digunakan adalah larutan penyerap.
f.
Pengendalian khusus / menyaring gas SO2, NOHX maupun VOCS.
5.Hujan Asam
Atmosfer dapat mengangkut berbagai
cat pencemar ratusan kilometer jauhnya, sebelum menjatuhkannya kepermukaan
bumi. Dalam perjalanan jauhnya, Atmosfer bertindak sebagi reaktor kimia
yang kompleks merubah cat pencemar setelah berinteraksi pada zat lain, uap air
dan energi matahari. Pada kondisi dimana SO2 bereaksi menjadi uap air
membentuk H2SO4 (asam sulfat) dan NO2 bereaksi dengan air uap air
membentuk HNO3 (asam nitrat) yang selanjutnya turun kepermukaan bumi bersama
air hujan yang dikenal dengan hujan asam, air hujan dengan Ph 5,6 dapat
menimbulkan kerusakan berbagai jenis logam.
Dampak dari hujan asam antara lain:
a. Merusak
bangunan dan berkaratnya logam.
b.
Mempengaruhi kualitas air permukaan, bisa menggangu kehidupan akuatik danau.
c.
Merusak tanaman terutama hutan sehingga luas hutan berkurang.
d.
Melarutkan logam-logam berat yang terdapat dalam tanah, sehingga mempengaruhi
kualitas air tanah.
e. Menimbulkan
berbagai penyakit kulit bagi beberapa masyarakat yang menggunakan air hujan
sebagai satu-satunya air mandi.
Berdasarkan
terjadinya polusi udara dikategorikan menjadi dua tipe utama pencemaran udara
yaitu:
1. Polutan primer: Polutan primer
yaitu zat kimia yang mengandung toksik dan masuk secara langsung ke udara dalam
konsetrasi yang merugikan manusia. Zat kimia tersebut dapat berupa komponen
alami udara yang konsentrasinya meningkat (misalnya CO2)
2. Polutan sekunder: Polutan sekunder yaitu
zat kimia yang merugikan manusia yang terbentuk dalam atmosfer melalui reaksi
kimia di antara komponen udara yang ada.
Apa
saja gejala kesehatan yang disebabkan oleh polusi udara?
Polusi
udara dapat menyebabkan iritasi mata, kerongkongan dan paru-paru.Membakar/rasa
perih pada mata, batuk dan sesak nafas yang biasanya diakibatkan karena kontak
dengan polusi udara tingkat tinggi.
Orang lain mungkin akan memberikan reaksi yang sangat berbeda
terhadap polusi udara yang sama. Beberapa orang mungkin merasakan batuk-batuk
dan sesak nafas, sementara orang yang lainnya tidak merasakan pengaruh, gejala
atau gangguan apapun.Buruknya gejala kesehatan yang dialami bisa dipengaruhi
oleh beberapa hal seperti bernafas dalam-dalam, pemanfaatan udara atau
pemasukan udara yang lebih cepat sirkulasinya seperti pada waktu berolahraga.
Orang-orang yang menderita penyakti jantung, seperti angina pectoris (nyeri dada), penyakit paru-paru seperti asma atau emphysema mungkin akan sangat sensitif terhadap paparan polusi udara, dan mungkin akan menunjukkan gejala-gejala kesehatan sementara itu orang yang lain tidak menunjukkan gejala atau gangguan kesehatan apapun.
Orang-orang yang menderita penyakti jantung, seperti angina pectoris (nyeri dada), penyakit paru-paru seperti asma atau emphysema mungkin akan sangat sensitif terhadap paparan polusi udara, dan mungkin akan menunjukkan gejala-gejala kesehatan sementara itu orang yang lain tidak menunjukkan gejala atau gangguan kesehatan apapun.
Apakah
polusi udara berdampak buruk pada kesehatan anda?
Beruntunglah
bagi orang-orang dengan status kesehatan yagn baik, gejala-gejala kesehatan
akibat kontak atau paparan dengan polusi udara biasanya akan menghilang dengan
segera pada saat kualitas udara sudah membaik. Akan tetapi, pada kelompok orang
tertentu lebih sensitif untuk terpengaruh polusi udara dari pada kelompok yang
lainnya.
Anak-anak
kemungkinan merasakan efek-efek tingkat rendah polusi daripada orang
dewasa.Mereka juga lebih berpotensi terkena berbagai penyakit, seperti
bronkitis dan sakit mata serta berbagai penyakit lainnya, pada paparan polusi
udara pada area dengan tingkat polusi yang tinggi daripada didalam area dengan
udara yang bersih.
Pada
orang-orang dengan penyakit jantung atau paru-paru juga meberikan reaksi yang
lebih berat/hebat karena paparan polusi udara. Selama waktu pencemaran berat,
kondisi mereka mungkin akan bertambah buruk sampai pada suatu titik dimana
mereka harus membatasi aktifitas mereka atau bahkan memerlukan perawatan medis
tambahan. Dahulu, sejumlah kasus kematian sudah di hubungkan atau diasosiasikan
dengan kondisi pencemaran udara yang sangat berat.
Indeks
kaulitas Udara (Air Quality Index (AQI)).
Banyak
sekali sumber-sumber yang melaporkan tentang prediksi atau ramalan indeks
kualitas udara pada suatu wilayah. Biasanya sumber-sumber tersebut dapat anda
peroleh dari radio, televisi, atau surat kabar. Indeks Kualitas udara adalah
suatu skala kualitas udara yang berkisar antara 0 sampai 500 dan indeks kualitas
udara ini digunakan dalam berbagai laporan cuaca.Suatu indeks kualitas uadra
diatas 100 menunjukkan kondisi udara yang tidak sehat.
Berikut Ini adalah rentang indeks
kualitas udara:
Rentang indeks kualitas udara dibagai dalam lima rentang, yaitu sebagai berikut:
Rentang indeks kualitas udara dibagai dalam lima rentang, yaitu sebagai berikut:
- Kualitas udara Baik yaitu nilai
AQI 0 - 50. Disimbolkan dengan warna hijau dimana tingkat kualitas udara
dalam kondisi baik dan tidak memberikan pengaruh bagi kesehatan tubuh
manusia ataupun binatang, tumbuhan, keindahan serta gedung bangunan.
- Kualitas udara Sedang dengan
nilai AQI antara 51 - 100. Dengan simbol warna Biru dimana kondisi
kualitas udara tidak mempengaruhi kesehatan tubuh manusia serta binatang.
Tingkat kualitas udara tingkat ini mempengaruhi beberapa tumbuhan yang
sensitif dan keindahan lingkungan.
- Kualitas udara Tidak Sehat
dengan rentang nilai AQI antara 101 - 199 Simbol pada tingkat ini dengan
warna Merah dimana kualitas udara pada tingkat ini berpengaruh pada
kesehatan manusia serta pada beberapa kelompok hewan yang rentan dan juga
menyebabkan kerusakan pada tumbuhan serta berefek pada nilai keindahan
lingkungan.
- Tingkat kualitas udara Sangat
Tidak Sehat dengan rentang nilai AQI antara 200 - 299. Warna simbol
kualitas udara tingkat ini dengan warna Kuning dimana kualitas udara
berpengaruh buruk pada kesehatan pada beberapa populasi yang terpapar.
- Kualitas udara Berbahaya dimana
rentang nilai AQI antara 300-500 dengan simbol warna Hitam. Pada tingkat
ini dapat menimbulkan masalah kesehatan yang serius pada populasi.
Polusi udara dalam ruangan
juga berbahaya”
Masyarakat sebaiknya tidak menganggap sepele polusi di
dalam ruangan (indoor pollution).
Polusi ini ternyata tidak kalah berbahaya dengan polusi di luar ruangan (outdoor pollution). Dampak yang
ditimbulkannya bisa berakibat fatal dan sangat beragam, mulai dari infeksi
saluran pernafasan, asma, bronkhitis hingga kanker.
Demikian diungkapkan spesialis penyakit pernafasan dari Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Persahabatan Jakarta dr Budi Antariksa Sp.P(K) dalam acara 'Touch & Feel Experience Sharp Plasmacluster Ion Products' di Jakarta, Selasa (23/10/2012).
Menurut Budi, polusi di dalam ruangan (indoor pollution) bisa berasal dari berbagai sumber yang ada di dekat atau di dalam rumah, dan hal ini berpotensi menyebabkan penyakit yang pada akhirnya menimbulkan beban dan biaya kesehatan.
"Di dalam ruangan bisa terjadi polusi udara dengan berbagai macam hal. Bisa berasal dari asap rokok, debu, tungau yang ada di kasur dan selimut dan kolong tempat tidur. Atau pun berupa virus, jamur atau bakteri," ungkap dokter yang juga aktif di Yayasan Asma Indonesia itu.
Ia menjelaskan, polutan memang berukuran sangat kecil, sehingga partikel ini dapat dengan mudah masuk ke dalam tubuh melalui saluran pernafasan. "Sebisa mungkin partikel yang masuk ke jangan sampai yang berbahaya, karena kalau berbahaya bisa berpotensi merusak paru-paru," terangnya.
Partikel atau zat berbahaya terutama yang bersifat karsinogen perlu diwaspadai karena hal ini dapat memicu timbulnya kanker. Selain kanker, kata Budi, beberapa jenis penyakit yang timbul akibat polusi dalam ruangan di antaranya iritasi saluran pernafasan, sakit tenggorokan, asma, bronkhitis, dan penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) .
Di dunia, lanjut Budhi, angka kematian akibat indoor pollution diperkirakan mencapai sekitar 3 juta orang per tahun. Sedangkan merujuk pada data penelitian Global Health Risks dalam laman resmi Badan Kesehatan Dunia (WHO), angka kematian dan beban yang ditimbulkan oleh risiko polusi di dalam ruangan mencapai 2,7 persen dari beban penyakit secara global.
Demikian diungkapkan spesialis penyakit pernafasan dari Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Persahabatan Jakarta dr Budi Antariksa Sp.P(K) dalam acara 'Touch & Feel Experience Sharp Plasmacluster Ion Products' di Jakarta, Selasa (23/10/2012).
Menurut Budi, polusi di dalam ruangan (indoor pollution) bisa berasal dari berbagai sumber yang ada di dekat atau di dalam rumah, dan hal ini berpotensi menyebabkan penyakit yang pada akhirnya menimbulkan beban dan biaya kesehatan.
"Di dalam ruangan bisa terjadi polusi udara dengan berbagai macam hal. Bisa berasal dari asap rokok, debu, tungau yang ada di kasur dan selimut dan kolong tempat tidur. Atau pun berupa virus, jamur atau bakteri," ungkap dokter yang juga aktif di Yayasan Asma Indonesia itu.
Ia menjelaskan, polutan memang berukuran sangat kecil, sehingga partikel ini dapat dengan mudah masuk ke dalam tubuh melalui saluran pernafasan. "Sebisa mungkin partikel yang masuk ke jangan sampai yang berbahaya, karena kalau berbahaya bisa berpotensi merusak paru-paru," terangnya.
Partikel atau zat berbahaya terutama yang bersifat karsinogen perlu diwaspadai karena hal ini dapat memicu timbulnya kanker. Selain kanker, kata Budi, beberapa jenis penyakit yang timbul akibat polusi dalam ruangan di antaranya iritasi saluran pernafasan, sakit tenggorokan, asma, bronkhitis, dan penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) .
Di dunia, lanjut Budhi, angka kematian akibat indoor pollution diperkirakan mencapai sekitar 3 juta orang per tahun. Sedangkan merujuk pada data penelitian Global Health Risks dalam laman resmi Badan Kesehatan Dunia (WHO), angka kematian dan beban yang ditimbulkan oleh risiko polusi di dalam ruangan mencapai 2,7 persen dari beban penyakit secara global.
Jenis-jenis Bahan Pencemar:
- Karbon
monoksida (CO)
- Nitrogen dioksida (N02)
- Sulfur Dioksida (S02)
- CFC
- Karbon dioksida (CO2)
- Ozon (03 )
- Benda Partikulat (PM)
- Timah (Pb)
- HydroCarbon (HC)
- Nitrogen dioksida (N02)
- Sulfur Dioksida (S02)
- CFC
- Karbon dioksida (CO2)
- Ozon (03 )
- Benda Partikulat (PM)
- Timah (Pb)
- HydroCarbon (HC)
Apa sih Pneumoconiosis dan penyakit
lainnya.
Pneumoconiosis
adalah penyakit saluran pernapasan yang disebabkan oleh adanya partikel (debu)
yang masuk atau mengendap di dalam paru-paru.Penyakit pnemokoniosis banyak
jenisnya, tergantung dari jenis partikel (debu) yang masuk atau terhisap ke
dalam paru-paru.Beberapa jenis penyakit pneumoconiosis yang banyak dijumpai di
daerah yang memiliki banyak kegiatan industri dan teknologi, yaitu Silikosis,
Asbestosis, Bisinosis, Antrakosis dan Beriliosis.
1.
Penyakit Silikosis
Penyakit Silikosis disebabkan oleh pencemaran debu silika bebas, berupa SiO2, yang terhisap masuk ke dalam paru-paru dan kemudian mengendap.Debu silika bebas ini banyak terdapat di pabrik besi dan baja, keramik, pengecoran beton, bengkel yang mengerjakan besi (mengikir, menggerinda, dll).Selain dari itu, debu silika juka banyak terdapat di tempat di tempat penampang bijih besi, timah putih dan tambang batubara.Pemakaian batubara sebagai bahan bakar juga banyak menghasilkan debu silika bebas SiO2. Pada saat dibakar, debu silika akan keluar dan terdispersi ke udara bersama – sama dengan partikel lainnya, seperti debu alumina, oksida besi dan karbon dalam bentuk abu.
Debu silika yang masuk ke dalam paru-paru akan mengalami masa inkubasi sekitar 2 sampai 4 tahun. Masa inkubasi ini akan lebih pendek, atau gejala penyakit silicosis akan segera tampak, apabila konsentrasi silika di udara cukup tinggi dan terhisap ke paru-paru dalam jumlah banyak. Penyakit silicosis ditandai dengan sesak nafas yang disertai batuk-batuk. Batuk ii seringkali tidak disertai dengan dahak.Pada silicosis tingkah sedang, gejala sesak nafas yang disertai terlihat dan pada pemeriksaan fototoraks kelainan paru-parunya mudah sekali diamati. Bila penyakit silicosis sudah berat maka sesak nafas akan semakin parah dan kemudian diikuti dengan hipertropi jantung sebelah kanan yang akan mengakibatkan kegagalan kerja jantung.
Tempat kerja yang potensial untuk tercemari oleh debu silika perlu mendapatkan pengawasan keselamatan dan kesehatan kerja dan lingkungan yang ketat sebab penyakit silicosis ini belum ada obatnya yang tepat.Tindakan preventif lebih penting dan berarti dibandingkan dengan tindakan pengobatannya. Penyakit silicosis akan lebih buruk kalau penderita sebelumnya juga sudah menderita penyakit TBC paru-paru, bronchitis, astma broonchiale dan penyakit saluran pernapasan lainnya.Pengawasan dan pemeriksaan kesehatan secara berkala bagi pekerja akan sangat membantu pencegahan dan penanggulangan penyakit-penyakit akibat kerja. Data kesehatan pekerja sebelum masuk kerja, selama bekerja dan sesudah bekerja perlu dicatat untuk pemantulan riwayat penyakit pekerja kalau sewaktu – waktu diperlukan.
Penyakit Silikosis disebabkan oleh pencemaran debu silika bebas, berupa SiO2, yang terhisap masuk ke dalam paru-paru dan kemudian mengendap.Debu silika bebas ini banyak terdapat di pabrik besi dan baja, keramik, pengecoran beton, bengkel yang mengerjakan besi (mengikir, menggerinda, dll).Selain dari itu, debu silika juka banyak terdapat di tempat di tempat penampang bijih besi, timah putih dan tambang batubara.Pemakaian batubara sebagai bahan bakar juga banyak menghasilkan debu silika bebas SiO2. Pada saat dibakar, debu silika akan keluar dan terdispersi ke udara bersama – sama dengan partikel lainnya, seperti debu alumina, oksida besi dan karbon dalam bentuk abu.
Debu silika yang masuk ke dalam paru-paru akan mengalami masa inkubasi sekitar 2 sampai 4 tahun. Masa inkubasi ini akan lebih pendek, atau gejala penyakit silicosis akan segera tampak, apabila konsentrasi silika di udara cukup tinggi dan terhisap ke paru-paru dalam jumlah banyak. Penyakit silicosis ditandai dengan sesak nafas yang disertai batuk-batuk. Batuk ii seringkali tidak disertai dengan dahak.Pada silicosis tingkah sedang, gejala sesak nafas yang disertai terlihat dan pada pemeriksaan fototoraks kelainan paru-parunya mudah sekali diamati. Bila penyakit silicosis sudah berat maka sesak nafas akan semakin parah dan kemudian diikuti dengan hipertropi jantung sebelah kanan yang akan mengakibatkan kegagalan kerja jantung.
Tempat kerja yang potensial untuk tercemari oleh debu silika perlu mendapatkan pengawasan keselamatan dan kesehatan kerja dan lingkungan yang ketat sebab penyakit silicosis ini belum ada obatnya yang tepat.Tindakan preventif lebih penting dan berarti dibandingkan dengan tindakan pengobatannya. Penyakit silicosis akan lebih buruk kalau penderita sebelumnya juga sudah menderita penyakit TBC paru-paru, bronchitis, astma broonchiale dan penyakit saluran pernapasan lainnya.Pengawasan dan pemeriksaan kesehatan secara berkala bagi pekerja akan sangat membantu pencegahan dan penanggulangan penyakit-penyakit akibat kerja. Data kesehatan pekerja sebelum masuk kerja, selama bekerja dan sesudah bekerja perlu dicatat untuk pemantulan riwayat penyakit pekerja kalau sewaktu – waktu diperlukan.
2.
Penyakit Asbestosis
Penyakit Asbestosis adalah penyakit akibat kerja yang disebabkan oleh debu atau serat asbes yang mencemari udara. Asbes adalah campuran dari berbagai macam silikat, namun yang paling utama adalah Magnesium silikat. Debu asbes banyak dijumpai pada pabrik dan industri yang menggunakan asbes, pabrik pemintalan serat asbes, pabrik beratap asbes dan lain sebagainya.
Debu asbes yang terhirup masuk ke dalam paru-paru akan mengakibatkan gejala sesak napas dan batuk-batuk yang disertai dengan dahak. Ujung-ujung jari penderitanya akan tampak membesar / melebar. Apabila dilakukan pemeriksaan pada dahak maka akan tampak adanya debu asbes dalam dahak tersebut. Pemakaian asbes untuk berbagai macam keperluan kiranya perlu diikuti dengan kesadaran akan keselamatan dan kesehatan lingkungan agar jangan sampai mengakibatkan asbestosis ini.
Penyakit Asbestosis adalah penyakit akibat kerja yang disebabkan oleh debu atau serat asbes yang mencemari udara. Asbes adalah campuran dari berbagai macam silikat, namun yang paling utama adalah Magnesium silikat. Debu asbes banyak dijumpai pada pabrik dan industri yang menggunakan asbes, pabrik pemintalan serat asbes, pabrik beratap asbes dan lain sebagainya.
Debu asbes yang terhirup masuk ke dalam paru-paru akan mengakibatkan gejala sesak napas dan batuk-batuk yang disertai dengan dahak. Ujung-ujung jari penderitanya akan tampak membesar / melebar. Apabila dilakukan pemeriksaan pada dahak maka akan tampak adanya debu asbes dalam dahak tersebut. Pemakaian asbes untuk berbagai macam keperluan kiranya perlu diikuti dengan kesadaran akan keselamatan dan kesehatan lingkungan agar jangan sampai mengakibatkan asbestosis ini.
3.
Penyakit Bisinosis
Penyakit Bisinosis adalah penyakit pneumoconiosis yang disebabkan oleh pencemaran debu napas atau serat kapas di udara yang kemudian terhisap ke dalam paru-paru. Debu kapas atau serat kapas ini banyak dijumpai pada pabrik pemintalan kapas, pabrik tekstil, perusahaan dan pergudangan kapas serta pabrik atau bekerja lain yang menggunakan kapas atau tekstil; seperti tempat pembuatan kasur, pembuatan jok kursi dan lain sebagainya.
Masa inkubasi penyakit bisinosis cukup lama, yaitu sekitar 5 tahun.Tanda-tanda awal penyakit bisinosis ini berupa sesak napas, terasa berat pada dada, terutama pada hari Senin (yaitu hari awal kerja pada setiap minggu).Secara psikis setiap hari Senin bekerja yang menderita penyakit bisinosis merasakan beban berat pada dada serta sesak nafas.Reaksi alergi akibat adanya kapas yang masuk ke dalam saluran pernapasan juga merupakan gejala awal bisinosis.Pada bisinosis yang sudah lanjut atau berat, penyakit tersebut biasanya juga diikuti dengan penyakit bronchitis kronis dan mungkin juga disertai dengan emphysema.
Penyakit Bisinosis adalah penyakit pneumoconiosis yang disebabkan oleh pencemaran debu napas atau serat kapas di udara yang kemudian terhisap ke dalam paru-paru. Debu kapas atau serat kapas ini banyak dijumpai pada pabrik pemintalan kapas, pabrik tekstil, perusahaan dan pergudangan kapas serta pabrik atau bekerja lain yang menggunakan kapas atau tekstil; seperti tempat pembuatan kasur, pembuatan jok kursi dan lain sebagainya.
Masa inkubasi penyakit bisinosis cukup lama, yaitu sekitar 5 tahun.Tanda-tanda awal penyakit bisinosis ini berupa sesak napas, terasa berat pada dada, terutama pada hari Senin (yaitu hari awal kerja pada setiap minggu).Secara psikis setiap hari Senin bekerja yang menderita penyakit bisinosis merasakan beban berat pada dada serta sesak nafas.Reaksi alergi akibat adanya kapas yang masuk ke dalam saluran pernapasan juga merupakan gejala awal bisinosis.Pada bisinosis yang sudah lanjut atau berat, penyakit tersebut biasanya juga diikuti dengan penyakit bronchitis kronis dan mungkin juga disertai dengan emphysema.
4.
Penyakit Antrakosis
Penyakit Antrakosis adalah penyakit saluran pernapasan yang disebabkan oleh debu batubara. Penyakit ini biasanya dijumpai pada pekerja-pekerja tambang batubara atau pada pekerja-pekerja yang banyak melibatkan penggunaan batubara, seperti pengumpa batubara pada tanur besi, lokomotif (stoker) dan juga pada kapal laut bertenaga batubara, serta pekerja boiler pada pusat Listrik Tenaga Uap berbahan bakar batubara.
Masa inkubasi penyakit ini antara 2 – 4 tahun.Seperti halnya penyakit silicosis dan juga penyakit-penyakit pneumokonisosi lainnya, penyakit antrakosis juga ditandai dengan adanya rasa sesak napas.Karena pada debu batubara terkadang juga terdapat debu silikat maka penyakit antrakosis juga sering disertai dengan penyakit silicosis.Bila hal ini terjadi maka penyakitnya disebut silikoantrakosis.Penyakit antrakosis ada tiga macam, yaitu penyakit antrakosis murni, penyakit silikoantraksosis dan penyakit tuberkolosilikoantrakosis.
Penyakit antrakosis murni disebabkan debu batubara.Penyakit ini memerlukan waktu yang cukup lama untuk menjadi berat, dan relatif tidak begitu berbahaya.Penyakit antrakosis menjadi berat bila disertai dengan komplikasi atau emphysema yang memungkinkan terjadinya kematian.Kalau terjadi emphysema maka antrakosis murni lebih berat daripada silikoantraksosis yang relatif jarang diikuti oleh emphysema.Sebenarnya antara antrakosis murni dan silikoantraksosi sulit dibedakan, kecuali dari sumber penyebabnya.Sedangkan paenyakit tuberkolosilikoantrakosis lebih mudah dibedakan dengan kedua penyakit antrakosis lainnya. Perbedaan ini mudah dilihat dari fototorak yang menunjukkan kelainan pada paru-paru akibat adanya debu batubara dan debu silikat, serta juga adanya baksil tuberculosis yang menyerang paru-paru.
Penyakit Antrakosis adalah penyakit saluran pernapasan yang disebabkan oleh debu batubara. Penyakit ini biasanya dijumpai pada pekerja-pekerja tambang batubara atau pada pekerja-pekerja yang banyak melibatkan penggunaan batubara, seperti pengumpa batubara pada tanur besi, lokomotif (stoker) dan juga pada kapal laut bertenaga batubara, serta pekerja boiler pada pusat Listrik Tenaga Uap berbahan bakar batubara.
Masa inkubasi penyakit ini antara 2 – 4 tahun.Seperti halnya penyakit silicosis dan juga penyakit-penyakit pneumokonisosi lainnya, penyakit antrakosis juga ditandai dengan adanya rasa sesak napas.Karena pada debu batubara terkadang juga terdapat debu silikat maka penyakit antrakosis juga sering disertai dengan penyakit silicosis.Bila hal ini terjadi maka penyakitnya disebut silikoantrakosis.Penyakit antrakosis ada tiga macam, yaitu penyakit antrakosis murni, penyakit silikoantraksosis dan penyakit tuberkolosilikoantrakosis.
Penyakit antrakosis murni disebabkan debu batubara.Penyakit ini memerlukan waktu yang cukup lama untuk menjadi berat, dan relatif tidak begitu berbahaya.Penyakit antrakosis menjadi berat bila disertai dengan komplikasi atau emphysema yang memungkinkan terjadinya kematian.Kalau terjadi emphysema maka antrakosis murni lebih berat daripada silikoantraksosis yang relatif jarang diikuti oleh emphysema.Sebenarnya antara antrakosis murni dan silikoantraksosi sulit dibedakan, kecuali dari sumber penyebabnya.Sedangkan paenyakit tuberkolosilikoantrakosis lebih mudah dibedakan dengan kedua penyakit antrakosis lainnya. Perbedaan ini mudah dilihat dari fototorak yang menunjukkan kelainan pada paru-paru akibat adanya debu batubara dan debu silikat, serta juga adanya baksil tuberculosis yang menyerang paru-paru.
5.
Penyakit Beriliosis
Udara yang tercemar oleh debu logam berilium, baik yang berupa logam murni, oksida, sulfat, maupun dalam bentuk halogenida, dapat menyebabkan penyakit saluran pernapasan yang disebut beriliosis.Debu logam tersebut dapat menyebabkan nasoparingtis, bronchitis dan pneumonitis yang ditandai dengan gejala sedikit demam, batuk kering dan sesak napas.Penyakit beriliosis dapat timbul pada pekerja-pekerja industri yang menggunakan logam campuran berilium, tembaga, pekerja pada pabrik fluoresen, pabrik pembuatan tabung radio dan juga pada pekerja pengolahan bahan penunjang industri nuklir.
Selain dari itu, pekerja-pekerja yang banyak menggunakan seng (dalam bentuk silikat) dan juga mangan, dapat juga menyebabkan penyakit beriliosis yang tertunda atau delayed berryliosis yang disebut juga dengan beriliosis kronis. Efek tertunda ini bisa berselang 5 tahun setelah berhenti menghirup udara yang tercemar oleh debu logam tersebut. Jadi lima tahun setelah pekerja tersebut tidak lagi berada di lingkungan yang mengandung debu logam tersebut, penyakit beriliosis mungkin saja timbul. Penyakit ini ditandai dengan gejala mudah lelah, berat badan yang menurun dan sesak napas. Oleh karena itu pemeriksaan kesehatan secara berkala bagi pekerja-pekerja yang terlibat dengan pekerja yang menggunakan logam tersebut perlu dilaksanakan terus – menerus.
Udara yang tercemar oleh debu logam berilium, baik yang berupa logam murni, oksida, sulfat, maupun dalam bentuk halogenida, dapat menyebabkan penyakit saluran pernapasan yang disebut beriliosis.Debu logam tersebut dapat menyebabkan nasoparingtis, bronchitis dan pneumonitis yang ditandai dengan gejala sedikit demam, batuk kering dan sesak napas.Penyakit beriliosis dapat timbul pada pekerja-pekerja industri yang menggunakan logam campuran berilium, tembaga, pekerja pada pabrik fluoresen, pabrik pembuatan tabung radio dan juga pada pekerja pengolahan bahan penunjang industri nuklir.
Selain dari itu, pekerja-pekerja yang banyak menggunakan seng (dalam bentuk silikat) dan juga mangan, dapat juga menyebabkan penyakit beriliosis yang tertunda atau delayed berryliosis yang disebut juga dengan beriliosis kronis. Efek tertunda ini bisa berselang 5 tahun setelah berhenti menghirup udara yang tercemar oleh debu logam tersebut. Jadi lima tahun setelah pekerja tersebut tidak lagi berada di lingkungan yang mengandung debu logam tersebut, penyakit beriliosis mungkin saja timbul. Penyakit ini ditandai dengan gejala mudah lelah, berat badan yang menurun dan sesak napas. Oleh karena itu pemeriksaan kesehatan secara berkala bagi pekerja-pekerja yang terlibat dengan pekerja yang menggunakan logam tersebut perlu dilaksanakan terus – menerus.
Usaha
pencegahan pencemaran udara sebagai berikut;
- Mengurangi pemakaian bahan
bakar fosil terutama yang mengandung asap serta gas-gas polutan lainnya
agar tidak mencemarkan lingkungan
- Melakukan penyaringan asap
sebelum asap dibuang ke udara dengan cara memasang bahan penyerap polutan
atau saringan
- Mengalirkan gas buangan ke
dalam air atau dalam larutan pengikat sebelum dibebaskan ke air. atau
dengan cara penurunan suhu sebelum gas dibuang ke udara bebas
- Membangun cerobong asap yang
cukup tinggi sehingga asap dapat menembus lapisan inversi thermal agar
tidak menambah polutan yang tertangkap di atas suatu permukiman atau kota
- Mengurangi sistem transportasi
yang efisien dengan menghemat bahan bakar dan mengurangi angktutan pribadi
- Memperbanyak tanaman hijau di
daera polusi udara tinggi, karena salah satu kegunaan tumbuhan adalah
sebagai inikator pencemaran dini, selain sebagai penahan debu dan bahan
partikel lain.
- Mengurangi pemakaian bahan
bakar fosil terutama yang mengandung asap serta gas-gas polutan lainnya
agar tidak mencemarkan lingkungan
- Melakukan penyaringan asap
sebelum asap dibuang ke udara dengan cara memasang bahan penyerap polutan
atau saringan
- Mengalirkan gas buangan ke
dalam air atau dalam larutan pengikat sebelum dibebaskan ke air. atau
dengan cara penurunan suhu sebelum gas dibuang ke udara bebas
- Membangun cerobong asap yang
cukup tinggi sehingga asap dapat menembus lapisan inversi thermal agar
tidak menambah polutan yang tertangkap di atas suatu permukiman atau kota
- Mengurangi sistem transportasi
yang efisien dengan menghemat bahan bakar dan mengurangi angktutan pribadi
- Memperbanyak tanaman hijau di
daera polusi udara tinggi, karena salah satu kegunaan tumbuhan adalah
sebagai inikator pencemaran dini, selain sebagai penahan debu dan bahan
partikel lain.
Langkah-langkah tersebut secara umum akan
mencegah pengaruh atau gejala polusi udara pada kesehatan baik anak-anak
ataupun orang dewasa. Akan tetapi, jika anda tinggal atau bekerja di daerah
yang dekat dengan sumber polusi, atau jika anda mempunyai penyakit jantung
kronis atau masalah kesehatan dengan paru-paru, konsultasikan hal tersebut
dengan dokter tentang cara-cara lain untuk melindungi diri anda dari polusi
udara.
No comments:
Post a Comment