Tuesday, April 25, 2017

Pengertian Pencemaran Udara


Udara
      Dalam kehidupannya, manusia setiap hari melakukan pernapasan untuk dapat melangsungkan kehidupannya. Didalam bernafas manusia melakukan dua siklus sekaligus yaitu: pengeluaran / penghembusan udara dengan mengeluarkan CO2 dan pemasukan / menghirup udara (O2). Siklus tersebut terjadi terus menerus selama manusia hidup.Dialam bebas, diketahui penghasil O2 adalah tumbuhan hijau yang melakukan fotosintetis.
     
Udara yang bersih bermanfaat untuk kehidupan manusia, namun sebaliknya udara yang terkena pencemaran udara sangat buruk akibatnya bagi kesehatan dan kehidupan makhluk hidup terutama kehidupan manusia.Pencemaran udara tersebut sering terjadi sebagai efek negatif dari pembangunan dinegara berkembang, industri dinegara maju, aktifitas alam dsb.
Dengan pengetahuan tentang udara bersih, sehat maka akan meningkatkan taraf kesehatan masyarakat luas.


B. Polusi Udara
Seperti sudah disinggung diatas, polusi udara terjadi sebagai efek negatif dari pembangunan dinegara berkembang, industri dinegara maju, aktifitas alam.Pencemaran udara atau polusi udara adalah kehadiran satu atau lebih substansi fisik, kimia, atau biologi di atmosfer dalam jumlah yang dapat membahayakan kesehatan manusia, hewan, dan tumbuhan, mengganggu estetika dan kenyamanan, atau merusak properti.

Pencemaran udara dapat ditimbulkan oleh sumber-sumber alami maupun kegiatan manusia.Beberapa definisi gangguan fisik seperti polusi suara, panas, radiasi atau polusi cahaya dianggap sebagai polusi udara. Sifat alami udara mengakibatkan dampak pencemaran udara dapat bersifat langsung dan lokal, regional, maupun globalSecara garis besar polusi udara dibagi menjadi partikulat dan polusi gas yaitu:


1. Partikulat
Partikulat (partikel) adalah pencemaran udara yang dapat berada bersama-sama bahan / bentuk pencemaran lain, macam-macam partikulat:

a.     Aerosol: tersebarnya partikel halus zat padat atau cairan dalam gas atau udara.
b.     Kabut (fog): aerosol yang berupa butiran air yang berada diudara.
c.      Asap (smoke): campuran antara butir padatan dan cairan terhembus melayang diudara.
d.     Debu (dust): aerosol yang berupa butiran melayang diudara karena adanya hembusan angin.
e.     Fume: aerosol yang berasal dari kondensasi uap logam.
f.       Plume: asap yang keluar dari cerobong asap suatu industri.
g.     Smoge: campuran dari smoke dan fog.





2.Gas
a.     Sulfur Dioksida (SO2): dihasilkan oleh batu bara, bahan bakar minyak yang mengandung sulfur, pembakaran limbah pertanah, dan proses dalam industri. Dampak: efek iritasi pada saluran napas sehingga menimbulkan gejala batuk dan sesak napas.
b.      Hidrogen Sulfida (H2S): dihasilkan dari kawah gunung yang masih aktif dan dapat menimbulkan bau yang tidak sedap, dapat merusak indra penciuman (nervous olfactory)
c.      Nitrogen Oksida (N2O), Nitrogen Monoksida (NO), Nitrogen Dioksida (NO2): gas-gas ini berasal dari berbagai jenis pembakaran, gas buang kendaraan bermotor, peledak, pabrik pupuk. Efek: mengganggu sistem pernapasan dan melemahkan sistem pernapasan paru dan saluran napas sehingga paru-paru mudah terserang infeksi.
d.     Amoniak (NH3): berasal dari proses industri. Amoniak menimbulkan bau yang tidak sedap menyengat. Dan dapat menyebabkan gangguan sistem pernapasan, bronchitis, merusak indra penciuman.
e.     Karbon Dioksida (CO2), Karbon Monoksida (CO), Hidrokarbon: semua hasil pembakaran menghasilkan gas ini, begitu juga proses industri. Gas ini menimbulkan efek sistematik, karena meracuni tubuh dengan cara pengikatan hemoglobin yang amat vital bagi oksigenasi jaringan tubuh akibatnya apabila otak kekurangan oksigen dapat menimbulkan kematian. Dalam jumlah kecil dapat menimbulkan gangguan berpikir, gerakan otot, gangguan jantung.


3. Gangguan Kesehatan
Gangguan kesehatan yang diakibatkan adanya pencemaran udara dikelompokkan menjadi 4 yaitu:

a.     Korosif: bahan pencemar bersifat merangsang terjadinya proses peradangan pernapasan pada bagian atas.
b.     Asfiksia: ini terjadi menyusul berkurangnya kemampuan tubuh dalam mengikat oksigen atau berkurangnya kadar oksigen didalam tubuh.
c.      Anesthesia: adalah dampak pencemaran udara yang bersifat menekan susunan saraf pusat sehingga mengakibatkan kehilangan kesadaran.
d.     Toksis: dampak yang ditimbulkan adalah timbulnya gangguan pada sistem pembuatan darah dan menyebabkan keracunan pada susunan saraf.


4. Pengendalian Emisi
Bila emisi dikeluarkan dari suatu aktivitas tidak sesuai dengan baku mutu emisi, perlu dilakukan pengendalian terhadap emisi itu.
Berbagai alat pengendalian emisi antara lain:

a.     Filter Udara: berguna untuk menyaring partikel yang ikut keluar pada serobong agar tidak ikut terlepas kelingkungan.
b.     Pengendap Silikon: pengendap partikel yang ikut dalam emisi dengan pemanfaatan gaya sentrifugal dari partikel yang sengaja dihembuskan melalui tepi dinding tabung silikon.
c.      Pengendap Sistem Gravitasi: berupa ruang panjang yang dialiri udara kotor secara perlahan sehingga partikel akan mengendap karena gaya beratnya.
d.     Pengendap Elektrostatik: digunakan untuk pemisahan partikel dibawah 5µm. Alat ini cocok untuk membersihkan udara kotor dalam volume besar, alat ini berupa tabung silinder yang dibagian tengahnya diberi kawat yang dialiri arus listrik, udara kotor akan menjadi ion negatif dan tertarik kedinding tabung, udara bersih akan berlalu.
e.     Filter Basah: untuk  memisahkan pencemaran non-partikel, media pemisah yang digunakan adalah larutan penyerap.
f.       Pengendalian khusus / menyaring gas SO2, NOHX maupun VOCS.


5.Hujan Asam
Atmosfer dapat mengangkut berbagai cat pencemar ratusan kilometer jauhnya, sebelum menjatuhkannya kepermukaan bumi. Dalam perjalanan jauhnya, Atmosfer bertindak sebagi reaktor  kimia yang kompleks merubah cat pencemar setelah berinteraksi pada zat lain, uap air dan energi matahari. Pada kondisi dimana SO2  bereaksi menjadi uap air membentuk H2SO4  (asam sulfat) dan NO2 bereaksi dengan air uap air membentuk HNO3 (asam nitrat) yang selanjutnya turun kepermukaan bumi bersama air hujan yang dikenal dengan hujan asam, air hujan dengan Ph 5,6 dapat menimbulkan kerusakan berbagai jenis logam.
Dampak dari hujan asam antara lain:

a.     Merusak bangunan dan berkaratnya logam.
b.     Mempengaruhi kualitas air permukaan, bisa menggangu kehidupan akuatik danau.
c.      Merusak tanaman terutama hutan sehingga luas hutan berkurang.
d.     Melarutkan logam-logam berat yang terdapat dalam tanah, sehingga mempengaruhi kualitas air tanah.
e.    Menimbulkan berbagai penyakit kulit bagi beberapa masyarakat yang menggunakan air hujan sebagai satu-satunya air mandi.

Berdasarkan terjadinya polusi udara dikategorikan menjadi dua tipe utama pencemaran udara yaitu:
1. Polutan primer: Polutan primer yaitu zat kimia yang mengandung toksik dan masuk secara langsung ke udara dalam konsetrasi yang merugikan manusia. Zat kimia tersebut dapat berupa komponen alami udara yang konsentrasinya meningkat (misalnya CO2)
2. Polutan sekunder: Polutan sekunder yaitu zat kimia yang merugikan manusia yang terbentuk dalam atmosfer melalui reaksi kimia di antara komponen udara yang ada.

Apa saja gejala kesehatan yang disebabkan oleh polusi udara?
Polusi udara dapat menyebabkan iritasi mata, kerongkongan dan paru-paru.Membakar/rasa perih pada mata, batuk dan sesak nafas yang biasanya diakibatkan karena kontak dengan polusi udara tingkat tinggi.

Orang lain mungkin akan memberikan reaksi yang sangat berbeda terhadap polusi udara yang sama. Beberapa orang mungkin merasakan batuk-batuk dan sesak nafas, sementara orang yang lainnya tidak merasakan pengaruh, gejala atau gangguan apapun.Buruknya gejala kesehatan yang dialami bisa dipengaruhi oleh beberapa hal seperti bernafas dalam-dalam, pemanfaatan udara atau pemasukan udara yang lebih cepat sirkulasinya seperti pada waktu berolahraga.

Orang-orang yang menderita penyakti jantung, seperti angina pectoris (nyeri dada), penyakit paru-paru seperti asma atau emphysema mungkin akan sangat sensitif terhadap paparan polusi udara, dan mungkin akan menunjukkan gejala-gejala kesehatan sementara itu orang yang lain tidak menunjukkan gejala atau gangguan kesehatan apapun.


Apakah polusi udara berdampak buruk pada kesehatan anda?
Beruntunglah bagi orang-orang dengan status kesehatan yagn baik, gejala-gejala kesehatan akibat kontak atau paparan dengan polusi udara biasanya akan menghilang dengan segera pada saat kualitas udara sudah membaik. Akan tetapi, pada kelompok orang tertentu lebih sensitif untuk terpengaruh polusi udara dari pada kelompok yang lainnya.

Anak-anak kemungkinan merasakan efek-efek tingkat rendah polusi daripada orang dewasa.Mereka juga lebih berpotensi terkena berbagai penyakit, seperti bronkitis dan sakit mata serta berbagai penyakit lainnya, pada paparan polusi udara pada area dengan tingkat polusi yang tinggi daripada didalam area dengan udara yang bersih.

Pada orang-orang dengan penyakit jantung atau paru-paru juga meberikan reaksi yang lebih berat/hebat karena paparan polusi udara. Selama waktu pencemaran berat, kondisi mereka mungkin akan bertambah buruk sampai pada suatu titik dimana mereka harus membatasi aktifitas mereka atau bahkan memerlukan perawatan medis tambahan. Dahulu, sejumlah kasus kematian sudah di hubungkan atau diasosiasikan dengan kondisi pencemaran udara yang sangat berat.

Indeks kaulitas Udara (Air Quality Index (AQI)).
Banyak sekali sumber-sumber yang melaporkan tentang prediksi atau ramalan indeks kualitas udara pada suatu wilayah. Biasanya sumber-sumber tersebut dapat anda peroleh dari radio, televisi, atau surat kabar. Indeks Kualitas udara adalah suatu skala kualitas udara yang berkisar antara 0 sampai 500 dan indeks kualitas udara ini digunakan dalam berbagai laporan cuaca.Suatu indeks kualitas uadra diatas 100 menunjukkan kondisi udara yang tidak sehat.


Berikut Ini adalah rentang indeks kualitas udara:
Rentang indeks kualitas udara dibagai dalam lima rentang, yaitu sebagai berikut:
  1. Kualitas udara Baik yaitu nilai AQI 0 - 50. Disimbolkan dengan warna hijau dimana tingkat kualitas udara dalam kondisi baik dan tidak memberikan pengaruh bagi kesehatan tubuh manusia ataupun binatang, tumbuhan, keindahan serta gedung bangunan.
  2. Kualitas udara Sedang dengan nilai AQI antara 51 - 100. Dengan simbol warna Biru dimana kondisi kualitas udara tidak mempengaruhi kesehatan tubuh manusia serta binatang. Tingkat kualitas udara tingkat ini mempengaruhi beberapa tumbuhan yang sensitif dan keindahan lingkungan.
  3. Kualitas udara Tidak Sehat dengan rentang nilai AQI antara 101 - 199 Simbol pada tingkat ini dengan warna Merah dimana kualitas udara pada tingkat ini berpengaruh pada kesehatan manusia serta pada beberapa kelompok hewan yang rentan dan juga menyebabkan kerusakan pada tumbuhan serta berefek pada nilai keindahan lingkungan.
  4. Tingkat kualitas udara Sangat Tidak Sehat dengan rentang nilai AQI antara 200 - 299. Warna simbol kualitas udara tingkat ini dengan warna Kuning dimana kualitas udara berpengaruh buruk pada kesehatan pada beberapa populasi yang terpapar.
  5. Kualitas udara Berbahaya dimana rentang nilai AQI antara 300-500 dengan simbol warna Hitam. Pada tingkat ini dapat menimbulkan masalah kesehatan yang serius pada populasi.

Polusi udara dalam ruangan juga berbahaya”
Masyarakat sebaiknya tidak menganggap sepele polusi di dalam ruangan (indoor pollution).  Polusi  ini ternyata tidak kalah berbahaya dengan polusi di luar ruangan (outdoor pollution). Dampak yang ditimbulkannya bisa berakibat fatal dan sangat beragam, mulai dari infeksi saluran pernafasan, asma, bronkhitis hingga kanker.

Demikian diungkapkan spesialis penyakit pernafasan dari Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Persahabatan Jakarta dr Budi Antariksa Sp.P(K) dalam acara 'Touch & Feel Experience Sharp Plasmacluster Ion Products' di Jakarta, Selasa (23/10/2012).

Menurut Budi, polusi di dalam ruangan (indoor pollution) bisa berasal dari berbagai sumber yang ada di dekat atau di dalam rumah, dan hal ini berpotensi menyebabkan penyakit yang pada akhirnya menimbulkan beban dan biaya kesehatan.

"Di dalam ruangan bisa terjadi polusi udara dengan berbagai macam hal. Bisa berasal dari asap rokok, debu, tungau yang ada di kasur dan selimut dan kolong tempat tidur. Atau pun berupa virus, jamur atau bakteri," ungkap dokter yang juga aktif di Yayasan Asma Indonesia itu.

Ia menjelaskan, polutan memang berukuran sangat kecil, sehingga partikel ini dapat dengan mudah masuk ke dalam tubuh melalui saluran pernafasan. "Sebisa mungkin partikel yang masuk ke jangan sampai yang berbahaya, karena kalau berbahaya bisa berpotensi merusak paru-paru," terangnya.

Partikel atau zat  berbahaya terutama yang bersifat karsinogen perlu diwaspadai karena hal ini dapat memicu timbulnya kanker. Selain kanker, kata Budi, beberapa jenis penyakit yang timbul akibat polusi dalam ruangan di antaranya  iritasi saluran pernafasan, sakit tenggorokan, asma, bronkhitis, dan penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) . 

Di dunia, lanjut Budhi, angka kematian akibat indoor pollution diperkirakan mencapai sekitar 3 juta orang per tahun. Sedangkan merujuk pada data penelitian Global Health Risks dalam laman resmi Badan Kesehatan Dunia (WHO), angka kematian dan beban yang ditimbulkan oleh risiko polusi di dalam ruangan mencapai 2,7 persen dari beban penyakit secara global.
Jenis-jenis Bahan Pencemar:
- Karbon monoksida (CO)
- Nitrogen dioksida (N02)
- Sulfur Dioksida (S02)
- CFC
- Karbon dioksida (CO2)
- Ozon (03 )
- Benda Partikulat (PM)
- Timah (Pb)
- HydroCarbon (HC)


Apa sih Pneumoconiosis dan penyakit lainnya.
Pneumoconiosis adalah penyakit saluran pernapasan yang disebabkan oleh adanya partikel (debu) yang masuk atau mengendap di dalam paru-paru.Penyakit pnemokoniosis banyak jenisnya, tergantung dari jenis partikel (debu) yang masuk atau terhisap ke dalam paru-paru.Beberapa jenis penyakit pneumoconiosis yang banyak dijumpai di daerah yang memiliki banyak kegiatan industri dan teknologi, yaitu Silikosis, Asbestosis, Bisinosis, Antrakosis dan Beriliosis.

1. Penyakit Silikosis

     Penyakit Silikosis disebabkan oleh pencemaran debu silika bebas, berupa SiO2, yang terhisap masuk ke dalam paru-paru dan kemudian mengendap.Debu silika bebas ini banyak terdapat di pabrik besi dan baja, keramik, pengecoran beton, bengkel yang mengerjakan besi (mengikir, menggerinda, dll).Selain dari itu, debu silika juka banyak terdapat di tempat di tempat penampang bijih besi, timah putih dan tambang batubara.Pemakaian batubara sebagai bahan bakar juga banyak menghasilkan debu silika bebas SiO2. Pada saat dibakar, debu silika akan keluar dan terdispersi ke udara bersama – sama dengan partikel lainnya, seperti debu alumina, oksida besi dan karbon dalam bentuk abu.
     Debu silika yang masuk ke dalam paru-paru akan mengalami masa inkubasi sekitar 2 sampai 4 tahun. Masa inkubasi ini akan lebih pendek, atau gejala penyakit silicosis akan segera tampak, apabila konsentrasi silika di udara cukup tinggi dan terhisap ke paru-paru dalam jumlah banyak. Penyakit  silicosis ditandai dengan sesak nafas yang disertai batuk-batuk. Batuk ii seringkali tidak disertai dengan dahak.Pada silicosis tingkah sedang, gejala sesak nafas yang disertai terlihat dan pada pemeriksaan fototoraks kelainan paru-parunya mudah sekali diamati. Bila penyakit silicosis sudah berat maka sesak nafas akan semakin parah dan kemudian diikuti dengan hipertropi jantung sebelah kanan yang akan mengakibatkan kegagalan kerja jantung.
Tempat kerja yang potensial untuk tercemari oleh debu silika perlu mendapatkan pengawasan keselamatan dan kesehatan kerja dan lingkungan yang ketat sebab penyakit silicosis ini belum ada obatnya yang tepat.Tindakan preventif lebih penting dan berarti dibandingkan dengan tindakan pengobatannya. Penyakit silicosis akan lebih buruk kalau penderita sebelumnya juga sudah menderita penyakit TBC paru-paru, bronchitis, astma broonchiale dan penyakit saluran pernapasan lainnya.Pengawasan dan pemeriksaan kesehatan secara berkala bagi pekerja akan sangat membantu pencegahan dan penanggulangan penyakit-penyakit akibat kerja. Data kesehatan pekerja sebelum masuk kerja, selama bekerja dan sesudah bekerja perlu dicatat untuk pemantulan riwayat penyakit pekerja kalau sewaktu – waktu diperlukan.
2. Penyakit Asbestosis

Penyakit Asbestosis adalah penyakit akibat kerja yang disebabkan oleh  debu atau serat asbes yang mencemari udara. Asbes adalah campuran dari berbagai macam silikat, namun yang paling utama  adalah Magnesium silikat. Debu asbes banyak dijumpai pada pabrik dan industri yang menggunakan asbes, pabrik pemintalan serat asbes, pabrik beratap asbes dan lain sebagainya.
Debu asbes yang terhirup masuk ke dalam paru-paru akan mengakibatkan gejala sesak napas dan batuk-batuk yang disertai dengan dahak. Ujung-ujung jari penderitanya akan tampak membesar / melebar. Apabila dilakukan pemeriksaan pada dahak  maka akan tampak adanya debu asbes dalam dahak tersebut. Pemakaian asbes untuk berbagai macam keperluan kiranya perlu diikuti dengan kesadaran akan keselamatan dan kesehatan lingkungan agar jangan sampai mengakibatkan asbestosis ini.
3. Penyakit Bisinosis

Penyakit Bisinosis adalah penyakit pneumoconiosis yang disebabkan oleh pencemaran debu napas atau serat kapas di udara yang kemudian terhisap ke dalam paru-paru. Debu kapas atau serat kapas ini banyak dijumpai pada pabrik pemintalan kapas, pabrik tekstil, perusahaan dan pergudangan kapas serta pabrik atau bekerja lain yang menggunakan kapas atau tekstil; seperti tempat pembuatan kasur, pembuatan jok kursi dan lain sebagainya.
Masa inkubasi penyakit bisinosis cukup lama, yaitu sekitar 5 tahun.Tanda-tanda awal penyakit bisinosis ini berupa sesak napas, terasa berat pada dada, terutama pada hari Senin (yaitu hari awal kerja pada setiap minggu).Secara psikis setiap hari Senin bekerja yang menderita penyakit bisinosis merasakan beban berat pada dada serta sesak nafas.Reaksi alergi akibat adanya kapas yang masuk ke dalam saluran pernapasan juga merupakan gejala awal bisinosis.Pada bisinosis yang sudah lanjut atau berat, penyakit tersebut biasanya juga diikuti dengan penyakit bronchitis kronis dan mungkin juga disertai dengan emphysema.
4. Penyakit Antrakosis

     Penyakit Antrakosis adalah penyakit saluran pernapasan yang disebabkan oleh debu batubara. Penyakit ini biasanya dijumpai pada pekerja-pekerja tambang batubara atau pada pekerja-pekerja yang banyak melibatkan penggunaan batubara, seperti pengumpa batubara pada tanur besi, lokomotif (stoker) dan juga pada kapal laut bertenaga batubara, serta pekerja boiler pada pusat Listrik Tenaga Uap berbahan bakar batubara.
Masa inkubasi penyakit ini antara 2 – 4 tahun.Seperti halnya penyakit silicosis dan juga penyakit-penyakit pneumokonisosi lainnya, penyakit antrakosis juga ditandai dengan adanya rasa sesak napas.Karena pada debu batubara terkadang juga terdapat debu silikat maka penyakit antrakosis juga sering disertai dengan penyakit silicosis.Bila hal ini terjadi maka penyakitnya disebut silikoantrakosis.Penyakit antrakosis ada tiga macam, yaitu penyakit antrakosis murni, penyakit silikoantraksosis dan penyakit tuberkolosilikoantrakosis.
Penyakit antrakosis murni disebabkan debu batubara.Penyakit ini memerlukan waktu yang cukup lama untuk menjadi berat, dan relatif tidak begitu berbahaya.Penyakit antrakosis menjadi berat bila disertai dengan komplikasi atau emphysema yang memungkinkan terjadinya kematian.Kalau terjadi emphysema maka antrakosis murni lebih berat daripada silikoantraksosis yang relatif jarang diikuti oleh emphysema.Sebenarnya antara antrakosis murni dan silikoantraksosi sulit dibedakan, kecuali dari sumber penyebabnya.Sedangkan paenyakit      tuberkolosilikoantrakosis lebih mudah dibedakan dengan kedua penyakit antrakosis lainnya. Perbedaan ini mudah dilihat dari fototorak yang  menunjukkan kelainan pada paru-paru akibat adanya debu batubara dan debu silikat, serta juga adanya baksil tuberculosis yang menyerang paru-paru.
5. Penyakit Beriliosis

     Udara yang tercemar oleh debu logam berilium, baik yang berupa logam murni, oksida, sulfat, maupun dalam bentuk halogenida, dapat menyebabkan penyakit saluran pernapasan yang disebut beriliosis.Debu logam tersebut dapat menyebabkan nasoparingtis, bronchitis dan pneumonitis yang ditandai dengan gejala sedikit demam, batuk kering dan sesak napas.Penyakit beriliosis dapat timbul pada pekerja-pekerja industri yang menggunakan logam campuran berilium, tembaga, pekerja pada pabrik fluoresen, pabrik pembuatan tabung radio dan juga pada pekerja pengolahan bahan penunjang industri nuklir.
     Selain dari itu, pekerja-pekerja yang banyak menggunakan seng (dalam bentuk silikat) dan juga mangan, dapat juga menyebabkan penyakit beriliosis yang tertunda atau delayed berryliosis  yang disebut juga dengan beriliosis kronis. Efek tertunda ini bisa berselang 5 tahun setelah berhenti menghirup udara yang tercemar oleh debu logam tersebut. Jadi lima tahun setelah pekerja tersebut tidak lagi berada di lingkungan yang mengandung debu logam tersebut, penyakit beriliosis  mungkin saja timbul. Penyakit ini ditandai dengan gejala mudah lelah, berat badan yang menurun dan sesak napas. Oleh karena itu pemeriksaan kesehatan secara berkala bagi pekerja-pekerja yang terlibat dengan pekerja  yang menggunakan logam tersebut perlu dilaksanakan terus – menerus.

Usaha pencegahan pencemaran udara sebagai berikut;
  1. Mengurangi pemakaian bahan bakar fosil terutama yang mengandung asap serta gas-gas polutan lainnya agar tidak mencemarkan lingkungan
  2. Melakukan penyaringan asap sebelum asap dibuang ke udara dengan cara memasang bahan penyerap polutan atau saringan
  3. Mengalirkan gas buangan ke dalam air atau dalam larutan pengikat sebelum dibebaskan ke air. atau dengan cara penurunan suhu sebelum gas dibuang ke udara bebas
  4. Membangun cerobong asap yang cukup tinggi sehingga asap dapat menembus lapisan inversi thermal agar tidak menambah polutan yang tertangkap di atas suatu permukiman atau kota
  5. Mengurangi sistem transportasi yang efisien dengan menghemat bahan bakar dan mengurangi angktutan pribadi
  6. Memperbanyak tanaman hijau di daera polusi udara tinggi, karena salah satu kegunaan tumbuhan adalah sebagai inikator pencemaran dini, selain sebagai penahan debu dan bahan partikel lain.
  7. Mengurangi pemakaian bahan bakar fosil terutama yang mengandung asap serta gas-gas polutan lainnya agar tidak mencemarkan lingkungan
  8. Melakukan penyaringan asap sebelum asap dibuang ke udara dengan cara memasang bahan penyerap polutan atau saringan
  9. Mengalirkan gas buangan ke dalam air atau dalam larutan pengikat sebelum dibebaskan ke air. atau dengan cara penurunan suhu sebelum gas dibuang ke udara bebas
  10. Membangun cerobong asap yang cukup tinggi sehingga asap dapat menembus lapisan inversi thermal agar tidak menambah polutan yang tertangkap di atas suatu permukiman atau kota
  11. Mengurangi sistem transportasi yang efisien dengan menghemat bahan bakar dan mengurangi angktutan pribadi
  12. Memperbanyak tanaman hijau di daera polusi udara tinggi, karena salah satu kegunaan tumbuhan adalah sebagai inikator pencemaran dini, selain sebagai penahan debu dan bahan partikel lain.
     Langkah-langkah tersebut secara umum akan mencegah pengaruh atau gejala polusi udara pada kesehatan baik anak-anak ataupun orang dewasa. Akan tetapi, jika anda tinggal atau bekerja di daerah yang dekat dengan sumber polusi, atau jika anda mempunyai penyakit jantung kronis atau masalah kesehatan dengan paru-paru, konsultasikan hal tersebut dengan dokter tentang cara-cara lain untuk melindungi diri anda dari polusi udara.



No comments:

Post a Comment